Pengertian Seni Tari. Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun kelompok.
Setiap siswa memiliki keanekaragaman baik secara fisik,psikis, intelektual, sikap, minat, bakat dan sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan segala upaya dan ketabahan serta kesabaran yang maksimal. Sering terdapat sisiwa yang kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, hal semacam ini sesungguhnya amat menjengkelkan dan membosankan. Namun demikian masalah seperti itu perlu dihadapi penuh kesabaran dan ketenangan, sambil diupayakan mencari berbagai solusi untuk mengatasi masalah dan hambatan yang ada. Pembelajaran apresiasi seni tari ini merupakan rangkaian materi lanjutan modul pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Setiap siswa memiliki keanekaragaman baik secara fisik, psikis, intelektual, sikap, minat, bakat dan sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan segala upaya dan ketabahan serta kesabaran yang maksimal.
Sering terdapat siswa yang kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, hal semacam ini sesungguhnya amat menjengkelkan dan membosankan. Namun demikian masalah seperti itu perlu dihadapi penuh kesabaran dan ketenangan, sambil diupayakan mencari berbagai solusi untuk mengatasi masalah dan hambatan yang ada. Apresiasi seni tari didalamnya mengandung tiga unsur seni dalam berapresiasi yaitu karya seni, aktivitas penciptaan,dan aktivitas penghayatan seni.Ketiga tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Secara etimologi apresiasi berasal dari kata asing ” Appreciation” (inggris), ” appreciatia” (belanda) dan “ appreciatus” (latin), yang berarti (latin), yang berarti menghargai. Pada umumnya persoalan apresiasi itu sendiri di antaranya adalah memberikan penilaian dan penghargaan.antara lain. Memberikan pengarahan dalam kegiatan apresiasi agar anak mempunyai sikap menyenangi/mengagumi dan menghargai karya tari.Penyusunan rencana kegiatan yang dapat dilakukan di luar kelas (jika di sekitar sekolah ada sangga/pertunjukkan tari),yaitu rencana kunjungan ke sanggar tari atau melihat tari-tarian.Memberikan cara penilaian terhadap karya tari yang bersifat obyektif.artinya cara memberikan penilaian secara mudah yang dapat dikerjakan anak.
Proses kegiatan apresiasi yang dapat dilakukan dengan cara. Untuk lebih menggali potensi peserta didik dalam menari anak diberi kebebasan mengembangkan dan mengekspresikan daya imajinasinya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat betul-betul berkembang. Dalam proses kreatif ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator, anak didorong untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri atau mengaktualisasikan diri melalui karya kreatifnya.
Tari dalam konteks pendidikan menurut Yulianti Parani (1984), merupakan kegiatan yang kreatif dan konstruktif,serta menumbuhkan intensitas emosional dan makna-makna. Ia dapat menjadi aktivitas rekreasi, tetapi juga dapat menjadi alat ekspresi dan laku estetis, dan disinilah letak nilainya bagi anak-anak.
Dalam pendidikan, gerak tari harus kita amati dari watak ekspresinya sebab inilah yang mencerminkan nilai imajinasi anak. Yang dimaksud dengan desain lantai atau floor design adalah garis-garis dilantai yang dibentuk oleh seorang penari, atau garis-garis dilantai yang terbentuk oleh formasi penari kelompok. Secara garis besar terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu pola garis lurus dan pola garis lengkung (Purwatiningsihm 1998/1999:144). Sementara itu menurut La Meri (Dalam Soedarsono, 1975:4), desain lantai adalah pola yang dilintasi oleh gerak-gerak darikomposisi diruang tari.Ruang Tari (Dancing Space)Daerah yang paling kuat dalam ruang tari ialah dead center. Secara urut kekuatan ruang dalam tari ada enam daerah, yaitu up center, down-center, up-right, up-left,down-right, dan down left.Daerah yang paling lemah dari stage ialah bagian-bagian samping. Daerah lemah lainnya ialah down stage: antara pusat dari kanan serta pusat dari kiri; right-stage:antara up dan down; left-stage: antara up dan down; up-stage dari pusat (tengah) kekiri dan kanan.Untuk masuk dan keluar, tempat yang paling kuat ialah center-up (back).
Tempat lainnya adalah empat susut (up-right dan up-left, down-right dan down left).Pola-Pola Garis DasarGaris lurus dapat bergerak ke up-stage atau down stage, menyilang atau menyudut (serong).Dasar dari desain V atau kebalikan dari V, dari segitiga, dan desain T atau kebalikannya, dari kaca jam dan zig-zag. Dalam apresiasi seni tari mengandung tiga unsur seni, yaitu karya senni, ktivitas penciptaan, dan aktivitas penghayatan seni. Adapun aspek – aspek dalam seni tari yaitu karya seni, seniman, dan karya seni tari.Seniman tari harus memiliki imajinasi yang tinggi, kemampuan untuk mengekspresikan imajinasinya melalui bahasa gerak, mempunyai daya kreativitas dan kepekaan rasa keindahan yang tinggi.Untuk lebih menggali potensi peserta didik guru dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan imajinasinya sendiri tanpa campur tangan guru.
Seluruh kegiatan kegiatan interaksi pendidikan diciptakan bagi kepentingan siswa. Setiap siswa memiliki keanekaragaman baik secara fisik,psikis, intelektual, sikap, minat, bakat dan sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan segala upaya dan ketabahan serta kesabaran yang maksimal. Sering terdapat sisiwa yang kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, hal semacam ini sesungguhnya amat menjengkelkan dan membosankan. Namun demikian masalah seperti itu perlu dihadapi penuh kesabaran dan ketenangan, sambil diupayakan mencari berbagai solusi untuk mengatasi masalah dan hambatan yang ada.
Pembelajaran apresiasi seni tari ini merupakan rangkaian materi lanjutan modul pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Setiap siswa memiliki keanekaragaman baik secara fisik, psikis, intelektual, sikap, minat, bakat dan sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan segala upaya dan ketabahan serta kesabaran yang maksimal.
Sering terdapat siswa yang kurang antusias atau kurang serius dalam melakukan gerakan-gerakan, hal semacam ini sesungguhnya amat menjengkelkan dan membosankan. Namun demikian masalah seperti itu perlu dihadapi penuh kesabaran dan ketenangan, sambil diupayakan mencari berbagai solusi untuk mengatasi masalah dan hambatan yang ada. Apresiasi seni tari didalamnya mengandung tiga unsur seni dalam berapresiasi yaitu karya seni, aktivitas penciptaan,dan aktivitas penghayatan seni.Ketiga tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Secara etimologi apresiasi berasal dari kata asing ” Appreciation” (inggris), ” appreciatia” (belanda) dan “ appreciatus” (latin), yang berarti (latin), yang berarti menghargai. Pada umumnya persoalan apresiasi itu sendiri di antaranya adalah memberikan penilaian dan penghargaan.antara lain. Memberikan pengarahan dalam kegiatan apresiasi agar anak mempunyai sikap menyenangi/mengagumi dan menghargai karya tari.Penyusunan rencana kegiatan yang dapat dilakukan di luar kelas (jika di sekitar sekolah ada sangga/pertunjukkan tari),yaitu rencana kunjungan ke sanggar tari atau melihat tari-tarian.Memberikan cara penilaian terhadap karya tari yang bersifat obyektif.artinya cara memberikan penilaian secara mudah yang dapat dikerjakan anak.
Proses kegiatan apresiasi yang dapat dilakukan dengan cara. Untuk lebih menggali potensi peserta didik dalam menari anak diberi kebebasan mengembangkan dan mengekspresikan daya imajinasinya, sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat betul-betul berkembang. Dalam proses kreatif ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator, anak didorong untuk dapat memecahkan masalahnya sendiri atau mengaktualisasikan diri melalui karya kreatifnya. Tari dalam konteks pendidikan menurut Yulianti Parani (1984), merupakan kegiatan yang kreatif dan konstruktif,serta menumbuhkan intensitas emosional dan makna-makna. Ia dapat menjadi aktivitas rekreasi, tetapi juga dapat menjadi alat ekspresi dan laku estetis, dan disinilah letak nilainya bagi anak-anak.
Dalam pendidikan, gerak tari harus kita amati dari watak ekspresinya sebab inilah yang mencerminkan nilai imajinasi anak. Yang dimaksud dengan desain lantai atau floor design adalah garis-garis dilantai yang dibentuk oleh seorang penari, atau garis-garis dilantai yang terbentuk oleh formasi penari kelompok. Secara garis besar terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu pola garis lurus dan pola garis lengkung (Purwatiningsihm 1998/1999:144). Sementara itu menurut La Meri (Dalam Soedarsono, 1975:4), desain lantai adalah pola yang dilintasi oleh gerak-gerak darikomposisi diruang tari.Ruang Tari (Dancing Space)Daerah yang paling kuat dalam ruang tari ialah dead center. Secara urut kekuatan ruang dalam tari ada enam daerah, yaitu up center, down-center, up-right, up-left,down-right, dan down left.Daerah yang paling lemah dari stage ialah bagian-bagian samping.
Daerah lemah lainnya ialah down stage: antara pusat dari kanan serta pusat dari kiri; right-stage:antara up dan down; left-stage: antara up dan down; up-stage dari pusat (tengah) kekiri dan kanan.Untuk masuk dan keluar, tempat yang paling kuat ialah center-up (back). Tempat lainnya adalah empat susut (up-right dan up-left, down-right dan down left).Pola-Pola Garis DasarGaris lurus dapat bergerak ke up-stage atau down stage, menyilang atau menyudut (serong).Dasar dari desain V atau kebalikan dari V, dari segitiga, dan desain T atau kebalikannya, dari kaca jam dan zig-zag. Dalam apresiasi seni tari mengandung tiga unsur seni, yaitu karya senni, ktivitas penciptaan, dan aktivitas penghayatan seni. Adapun aspek – aspek dalam seni tari yaitu karya seni, seniman, dan karya seni tari.Seniman tari harus memiliki imajinasi yang tinggi, kemampuan untuk mengekspresikan imajinasinya melalui bahasa gerak, mempunyai daya kreativitas dan kepekaan rasa keindahan yang tinggi.Untuk lebih menggali potensi peserta didik guru dapat memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan imajinasinya sendiri tanpa campur tangan guru. Seluruh kegiatan kegiatan interaksi pendidikan diciptakan bagi kepentingan siswa.
Baca juga:. Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman budaya, memiliki banyak macam tari.
Dari Sabang hingga Merauke memiliki tari daerah masing-masing. Aceh punya tari saman, Jawa Tengah punya tari serimpi, Papua punya tari selamat datang, dan masih banyak lagi tari-tari yang bisa dipelajari dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia (baca: ). Seni tari mengandung gerakan tubuh yang estetik untuk menyampaikan pesan, pikiran, perasaan, dan suasana tertentu. Soedarsono, tari merupakan ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang indah (estetis). Pelajari juga:. Dilihat dari pengertian tersebut dapat diambil makna ekspresi jiwa sebagai perasaan dan pikiran yang ingin disampaikan dan gerak ritmis adalah gerakan yang sesuai dengan iringan, ketukan, dan irama musik yang menyertai tari tersebut sehingga penonton dibuat terpesona, bahkan penonton diharapkan terbawa suasana dan mengerti pesan tersirat yang ingin disampaikan dalam tari tersebut. Selain sebagai seni budaya, seni tari juga memiliki fungsi lain antara lain sebagai sarana untuk upacara adat, hiburan, pendidikan, pergaulan, pertunjukkan, penyaluran terapi, dan katarsis (pembersihan jiwa).
Tiap tari pasti memiliki salah satu fungsi tersebut. Sebagai contoh, tari pendet di Bali yang merupakan sarana upacara adat, dimaksudkan untuk memberikan sesajian persembahan berupa bunga. Tari lain bisa jadi hanya sebagai sarana hiburan masyarakat. Apapun fungsi tari tersebut, setidaknya ada makna tersirat di baliknya.
Artikel terkait:. Agar tercipta gerakan ritmis yang estetis, unsur unsur seni tari harus diperhatikan untuk membangun dan menciptakan gerakan tubuh tersebut. Seperti layaknya sebuah organisasi yang punya ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota, begitupula tari. Ada dua unsur unsur seni tari yang membangunnya yaitu unsur utama dan unsur tambahan. Unsur Utama Unsur utama seni tari adalah unsur esensial dan pokok yang harus melekat dalam sebuah tarian.
Apabila salah satu dari unsur ini hilang atau tidak diperhatikan, maka suatu pertunjukkan sendratari tidak akan harmonis. Rasanya ada yang kurang, bahkan bisa jadi penonton tidak lagi dapat mengerti maksud dari tarian tersebut.
Maka dari itu, unsur utama ini menjadi poin penting keberhasilan suatu tari yang dibawakan. Juga, menjadi penilaian penting apabila tari ini menjadi pertunjukkan yang dinilai oleh ahli seni. Berikut tiga unsur utama dalam seni tari: 1. Wiraga (raga) Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks seni tari biasa dikenal dengan gerakan.
Tarian harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis, dan estetis. Meskipun, memang tidak semua gerakan dalam suatu seni tari memiliki maksud tertentu. Gerak biasa atau gerak murni adalah gerakan dalam sebuah tarian yang tidak memilki maksud tertentu, sedangkan gerak maknawi adalah gerakan dalam sebuah tarian yang memiliki makna mendalam dan memiliki maksud tertentu. Secara umum, melalui gerakan penari, penonton bisa menebak karakter yang dimainkan. Misalnya gerak memutar pergelangan tangan pada tari yang dibawakan oleh wanita memiliki arti keluwesan atau kelembutan.
Begitu pula gerakan berdecak pinggang pada tari yang dibawakan oleh pria bisa memiliki arti wibawa dan kekuasaan. Tanpa gerakan, sebuah seni tari tidak memiliki makna dan menjadi hampa karena memang yang namanya tari harus ada unsur gerakan. Maka dari itu, wiraga termasuk ke dalam unsur utama sebuah seni tari. Wirama (irama) Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak kesana kemari tanpa adanya musik yang mengiringi. Musik berfungsi untuk mengiringi gerakan penari.
Dengan adanya musik, suatu gerakan akan lebih memiliki makna karena tercipta suasana tertentu. Seorang penari harus bisa menari sesuai dengan irama, ketukan, dan tempo pengiringnya sehingga bisa harmonis dan estetis di mata penonton. Selain itu, irama juga bisa sebagai isyarat bagi penari kapan harus memulai atau mengganti sebuah gerakan.
Hal ini sangat berguna ketika sebuah tarian dibawakan oleh banyak penari sehingga setiap penari tidak tergantung gerakannnya pada penari lain tetapi bisa menyamakan sendiri dengan irama pengiring. Irama yang digunakan bisa berupa rekaman (biasa digunakan untuk kepentingan pendidikan) ataupun iringan langsung dari instrumen musik (seperti gamelan, kecapi, atau alat musik tradisional lain). Namun, tidak menutup kemungkinan irama yang mengiringi tarian berupa tepukan tangan, hentakan kaki, maupun nyanyian. Apapun bentuknya, irama digunakan sebagai pelengkap sebuah gerakan tari. Meskipun berfungsi sebagai pengiring, irama juga termasuk ke dalam unsur utama. Wirasa (rasa) Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada penonton melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari harus bisa menjiwai dan mengeskpresikan tarian tersebut melalui mimik wajah dan pendalaman karakter.
Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan adalah gadis desa yang lembut maka selain gerakan yang lemah gemulai, penari juga harus menampilkan mimik wajah yang mendukung. Unsur ini akan makin menguatkan suasana, karakter, dan estetika sebuah seni tari bila dikombinasikan dengan irama dan gerakan yang mendukung. Dengan adanya rasa dalam sebuah tari, penonton bisa makin mudah menangkap maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh penari. Maka, unsur rasa ini tidak dapat terlepas dari unsur esensial seni tari. Tanpa adanya rasa, makna tarian tidak akan dapat tersampaikan kepada penonton. Baca juga: Unsur Tambahan. Setelah mengetahui unsur utama yang harus ada dalam sebuah tarian, alangkah baiknya bila kita juga mengetahui unsur tambahannya.
Memang, unsur ini adalah pelengkap dari ketiga unsur unsur seni tari di atas tapi tidak serta merta dapat diabaikan begitu saja karena unsur ini sangat mendukung sebuah tarian. Bisa jadi, apabila beberapa unsur tambahan ini tidak diperhatikan juga dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah pertunjukkan sendaratari. Tata Rias dan Kostum Tidak mungkin sebuah pertunjukkan tarian menampilkan penari dengan kostum dan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan tarian dan karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya suasana tarian dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat. Pola Lantai Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai.
Tidak hanya melulu berada di tengah panggung tapi juga bergerak kesana kemari sehingga tidak membuat penonton bosan karena monoton. Hal ini juga sangat penting untuk tarian yang dibawakan oleh banyak penari supaya antar penari tidak saling bertabrakan sehingga gerakan yang ditampilakan dapat selaras, kompak, dan teratur. Setting Panggung. Seni pertunjukkan tari yang baik akan memperhatikan pengaturan panggungnya. Hal ini penting karena dengan adanya panggung yang sesuai tarian, tidak terlalu sempit, dan tertata rapi akan menimbulkan kesan pada penonton. Setting panggung yang dimaksud juga termasuk pencahayaan.
Sekiranya, panggung sendratari tidak terlalu terang tetapi juga tidak terlalu gelap. Intinya, penata ruangan harus bisa menyesuaikan dengan tari yang akan dibawakan. Properti Dalam tarian tertentu, penari akan membawa properti. Properti ini merupakan alat pendukung seperti selendang, piring, payung, lilin.
Meskipun memang tidak semua tarian menggunakan properti, unsur ini juga perlu diperhatikan untuk mendukung visualisasi tarian. Dengan adanya aksesoris penunjang, penonton makin yakin bahwa tarian yang dibawakan telah dipersiapkan sebaik-baiknya. Selain itu, juga ada aksesoris penunjang yang memudahkan penonton untuk mengetahui karakter tarian yang dibawakan. Demikian penjelasan mengenai unsur unsur seni tari. Baik unsur utama maupun tambahan saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Apabila unsur-unsur tersebut diperhatikan dan dipadukan dengan harmonis maka pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dapat tersampaikan dengan baik.